Beberapa minggu lalu situs Facebook telah diserang oleh hacker. Memang Facebook sudah populer di telinga konsumen dan marketer, namun mungkin juga populer dengan kelemahannya. Hacker memang tidak pandang bulu dalam serangannya. Bahkan hacker telah menemukan kelemahan dalam bahasa pemrograman JavaScript dan kemudian hacker menanamkan kode ‘jahat’ dalam profile dari situs social networking Facebook yang populer dan rival-rivalnya.
Sekali hacker masuk ke dalam profile user dalam Facebook, hacker dapat mencuri data dan kemudian mengganggu PC yang menjadi korbannya dari mesin remote control yang akan menumpahkan software ‘jahat’, spam, dan serangan phishing. Minggu lalu, perusahaan keamanan Sophos telah merinci sebuah penyerangan ke dinding halaman user Facebook dan memaksa user untuk melihat video yang diklaim dari hosting website Google. Namun, ketika link di-click, korban akan dialihkan ke sebuah website yang mengandung malware.
“Malware tersebut dikirim seperti pesan regular dari teman.”, kata Gil Demeter(23), seorang analis dari bank investasi di San Francisco, yang menjadi salah satu member Facebook di antara 80 juta user. Kode ‘jahat’ tersebut masuk dari email box user dan menyebar sebagai pesan biasa yang akan dikirim ke 200 teman Facebook lainnya, tambahnya.
Berdasarkan data dari Jeremiah Grossman, chief technology officer (CEO) dari WhiteHat Security, mengungkapkan bahwa malware dalam situs social networking telah meningkat tajam selama beberapa tahun belakangan ini. Jutaan orang telah mem-posting dan share informasi personal dalam Facebook, MySpace dan situs social networking lainnya, sehingga hal ini dimanfaatkan oleh penyusup untuk memperluas penyerangannya ke dalam sistem operasi seperti Microsoft Windows, dan aplikasi software seperti iTunes dari Apple.
Spesialis keamanan Facebook kemudian bertindak dengan cepat terlebih melihat perkembangan malware yang semakin cepat. Untuk itu, Facebook telah memperbaiki video yang berisi worm tersebut. Kepala keamanan Facebook, Max Kelly, mengatakan sekitar 0,002% member Facebook telah terinfeksi dan pihaknya telah mengirimkan cara-cara untuk menghilangkan malware.
Tidak hanya Facebook, Hemanshu Nigam, CEO MySpace juga mengantisipasi situs social networking MySpace dengan teknologi phalanx, sistem peringatan, educational outreach, dan tips keamanan untuk melindungi 117 juta membernya. Namun, menurut Nigam, tetap saja sekitar dua dari tiga perusahaan tidak memiliki policy dalam jaringan social. Nigam menambahkan, perusahaan memang dapat memblokir user dari situs social networking yang digunakannya, namun tidak di rumah, karena user dapat mendownload malware di rumah tanpa sengaja, kemudian membawanya ke kantor. Menurut Nigam, yang terpenting adalah adanya kolaborasi antara perusahaan yang bersangkutan, penegak hukum, dan peneliti untuk menyelesaikan masalah ini. (h_n)
0 komentar:
Posting Komentar