Di dunia maya, Kaskus
merupakan jejaring sosial, forum internet di Indonesia terbesar hasil
karya lokal. Laman ini semakin populer, hingga kini tercatat menduduki
peringkat 251 di dunia. Juga mengalami pertumbuhan keuntungan melalui
iklan sebesar 100% per tahun.
Mengintip sejenak perjalanan Kaskus bisa memberi kita pelajaran bagaimana membangun massa yang masif dan menjadi besar.
Sejarah Kaskus
Berdiri pada 6 November 1999, Kaskus yang berarti ‘Kasak Kusuk’
didirikan oleh Andrew Darwis, Ronald Stephanus dan Budi Dharmawan dengan
modal US$ 7.
Perjalanan hidup Kaskus tidak sepenuhnya mulus. Di awal kemunculan,
Kaskus kesulitan menggaet anggota, rata-rata jumlah anggota baru adalah
tiga per minggu. Namun seiring pekembangan internet, Kaskus menjadi
perusahaan profesional di bawah bendera PT Darta Media Indonesia.
Melalui forum jual beli, Kaskus mampu mencetak pertumbuhan pendapatan
iklan hingga 100%.
Berapa Pendapatan Kaskus?
Pendapatan Kaskus dari pemasukan iklan juga semakin meningkat pesat.
Dulu perusahaan sulit meyakinkan pengiklan untuk beriklan. Tapi kini
keadaan tersebut berbeda 180 derajat. Pemasukan iklan ke perusahaan
mengalir deras. Banyak brand-brand besar yang akhirnya percaya untuk
memasang iklan dihalaman web Kaskus. “Yang pasti prosentase nya terus
meningkat dari tahun 2009 hingga sekarang. Kenaikan bisa lebih dari 100%
per tahun,” klaim Andrew.
Karena terus tumbuh, Kaskus pun mendapat banyak tawaran yang
menggiurkan. Diantaranya tawaran untuk bergabung menjadi keluarga Yahoo
dan Google. Dua raksasa dunia maya tersebut tertarik untuk meminang
Kaskus.
Google berani membeli Kaskus seharga US$ 50 juta atau setara dengan Rp
475 miliar. Meski mengaku senang, Andrew dan rekan enggan menerima
tawaran menarik tersebut. “Bukannya enggan menerima tawaran tersebut,
hanya saja bila melakukan kerjasama kami menginginkan ada kesamaan visi
dan misi yang nantinya akan membawa Kaskus ke arah yang lebih baik
lagi,” pungkasnya.
Mengapa berhasil?
“Tidak ada langkah khusus yang dilakukan Kaskus karena kami tumbuh
dengan sendirinya melalui Kaskuser (nama panggilan bagi anggota forum
Kaskus),” kata CEO Kaskus, Andrew Darwis. Salah satu cara menarik
anggota baru adalah melakukan penambahan fitur, membuka forum baru bila
ada permintaan serta peningkatan jumlah server.
Keberhasilan Kaskus sebagai forum komunitas terbesar di tanah air bisa
dilihat dari beberapa indikator. Pertama, jumlah anggota. Hingga saat
ini anggota Kaskus mencapai hampir 4 juta orang yang berasal dari dalam
dan luar negeri . Tahun 2008 ke 2009 pertumbuhannya mencapai lebih dari
150% dan peningkatan tersebut juga memberi indikasi bahwa akses ke
internet semakin membaik dan berkembang
Kedua, jumlah page view. Per bulan Agustus 2011 totalnya mencapai 838
juta atau setara 20 juta setiap hari. Kaskus juga sudah mempunyai lebih
dari 408 juta posting. Dari sekian banyak konten dalam kaskus.co.id,
konten Jual Beli dan Lounge lah yang menjadi favorit dan banyak
dikunjungi oleh Kaskuser.
“Untuk jumlah transaksi tidak bisa diketahui secara nominal pastinya
karena semua transaksi dilakukan antara Kaskuser secara langsung, baik
melalui COD (cash on delivery), transfer antar rekening ataupun jasa
rekening bersama dimana pihak Kaskus tidak terlibat langsung dalam
transaksi jual beli. Kami hanya sebatas sebagai penyedia wadah melakukan
jual beli barang,” jelas penyandang gelar Master Computer Science,
Univeristas Seattle, Amerika Serikat yang lahir pada 20 Juli 1979 ini.
Besarnya Kaskus tak luput dari loyalitas anggota yang bersedia berbagi
informasi meski tidak dibayar sepeser pun. Anggota merasa mendapatkan
manfaat dari anggota yang loyal, akhirnya berbalik menjadi anggota loyal
yang berusaha memberikan kontribusi ke Kaskus yang akhirnya merekrut
anggota baru yang berpotensi menjadi anggota loyal baru.
Menurut Andrew, siklus dari mulut ke mulut yang membuat Kaskus semakin
bertumbuh besar dan bergerak agresif. Ini yang menjadi keunikan Kaskus,
orang datang ke Kaskus untuk mencari sesuatu entah itu informasi atau
barang.
Kaskus selalu berusaha untuk memenuhi apa yang dibutuhkan anggota dan
terus mengajak Kaskuser untuk membuat thread yang bermutu. “Kaskus
ibarat sebuah negara yang terdiri dari 4 juta anggota, diisi dari
berbagain macam orang dengan karakteristik dan kebutuhan yang berbeda.
Tantangannya adalah bagaimana memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda
tersebut dan semuanya bisa terpuaskan,” jelas Andrew menganalogikan.
Terlihat di atas, Kaskus awalnya juga mengalami kesulitan menambah
anggota. Ketekunan untuk terus bertahan menjadi kunci pertama. Mengikuti
saran anggota dengan menambah fitur-fitur baru disertai penambahan
fasilitas server jadi kunci kedua.
Istilah "lapak" yang biasa digunakan oleh kaskuser juga menjadi gambaran
bahwa Kaskus adalah komunitas, atau pasar dunia maya yang menyediakan
lahan pada setiap orang yang bergabung untuk menjual, membeli, juga
bersuara apa saja sehingga merasa jadi bagian - ikut memiliki - Kaskus.
Walau tanpa dibayar. Keterbukaan yang tidak berpihak memungkinkan
kaskuser menjadi loyal dan merasa ikut memiliki.
Sumber: kaskus
0 komentar:
Posting Komentar